Rabu, 16 Maret 2016

Karya Tulis Tari Barong




TARI BARONG SEBAGAI ICON TRADISIONAL PULAU BALI
Karya Tulis Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir
Tahun Pelajaran 2015/2016
Oleh :
NAMA        :  ADE FIRMANSYAH
No. Induk       :
Kelas              :  XII MIA

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BREBES
SMA NEGERI 1 SIRAMPOG
2016

LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul “Tari  Barong  Sebagai  Icon  Tradisional  Pulau  Bali” ini telah diterima dan disyahkan untuk memenuhi tugas akhir tahun pelajaran 2015-2016
Diterima di : Sirampog
Tanggal    :

Sirampog,      Februari 2016
Pembimbing,


Anik Yuliati, S.Pd
    NIP. 19760731 201409 2 001


Mengesahkan ,
Kepala Sekolah


Yuniarso Amirudin, S.Pd
NIP. 19670629 199702 1 00

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga karya tulis yang berjudul “Tari Barong Sebagai Icon Tradisional Pulau Bali” ini dapat diselesaikan sesuai rencana.
Karya tulis ini ditulis dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir tahun pelejaran 2015-2016. Dalam penyelesaian karya tulis ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
1.            Tuhan Yang Maha Esa
2.            Bapak Yuniarso Amirudin S.Pd, M.Si selaku kepala SMA Negeri 1 Sirampog yang telah mendukung dan merestui karya tulis sederhana ini
3.            Ibu Anik Yuliati, S.Pd selaku wali kelas XII MIA yang telah memberikan dorongan dan bantuan dalam penulisan karya tulis ini
4.            Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dorongan material dalam pembuatan karya tulis ini, serta
5.            Teman-teman kelas XII MIA dan pihak lain yang turut membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini
Setiap manusia tidak pernah luput dari kesalahan, penulis menyadari karya tulis ini jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata. Oleh karena itu, segala kritik dan saran dari pembaca akan penulisterima agar dapat menjadi pelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Semoga karya tulis ini memberikan manfaat bagi pembaca dan memberikan pengetahuan  yang bermanfaat di masa yang akan datang.

Sirampog,       2016
Penulis,

Ade Firmansyah




















DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................i
Lembar Pengesahan................................................................................ii
Kata Pengantar........................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A.   Latar Belakang................................................................................1
B.   Rumusan Masalah.........................................................................
C.   Ruang Lingkup..............................................................................
D.   Tujuan Penulisan..........................................................................
E.   Sumber Data...................................................................................
BAB II ISI..................................................................................................
A.   Landasan Teori...............................................................................
B.   Uraian Masalah.................................................................................
C.   Pembahasan Masalah......................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................
A.   Kesimpulan......................................................................................
B.   Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
LAMPIRAN...................................................................................................



BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan keindahan budaya dan alamnya yang membentang, karena itulah Indonesia menjadi tujuan wisata baik lokal maupun internasional. Salah satu budaya di Indonesia yang tidak asing dan sangat terkenal di belahan dunia yaitu ada di Pulau Bali. Bali adalah sebuah pulau dan provinsi di Indonesia yang memiliki budaya yang sangat menakjubkan. Bali juga dikenal dengan julukan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura. Disebut seperti itu karena disana dikenal tempatnya para dewa dan tempatnya pura yang indah.
Bali yang disebut sebagai salah satu pulau terindah di dunia ini terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok, Ibukota Provinsinya ialah Denpasar. Mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Hindu. Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni budayanya, khususnya bagi para wisatawan. Di Bali banyak sekali tempat-tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, dan setiap tempat wisata yang ada di Bali memiliki keunikan dan keindahan tersendiri dari tempat-tempat wisata yang lainnya. Diantaranya Tanah Lot yang memiliki pura yang indah yang berdekatan dengan laut, Tanjung Benoa yang terkenal akan penyu, Pantai Kuta , Pantai Sanur, dan masih banyak lagi. Selain tempat-tempat wisata tersebut, Bali juga terkenal akan tariannya yang bagus dan menarik,salah satu tariannya yaitu tari barong..
Oleh karena itu, penulis akan mengangkat karya tulis berkenaan tentang “Tari Barong Sebagai Icon Tradisional Pulau Bali”.

B.           Rumusan Masalah
Bagaimana Sejarah Tari barong tersebut dan bagaimana alur cerita Tari barong?
C.           Ruang Lingkup
Sesuai dengan judul karya tulis “Tari Barong Sebagai Ikon Tradisional Pulau Bali”, maka yang menjadi ruang lingkup penulisan karya tulis ini adalah Budaya Tradisional yang masih ada di Pulau Bali yaitu Tari Barong.
D.           Tujuan Penulisan
1.            Untuk melengkapi tugas akhir tahun pelajaran 2015-2016.
2.            Untuk mengetahui peranan Tari Barong terhadap daya tarik dan icon tradisional Pulau Bali.
E.           Sumber Data
Dalam penyusunan karya tulis ini, sumber data antara lain
1.            Literatur yaitu dengan mencari sumber dari buku-buku yang berkaitan dengan penyusunan karya tulis ini.
2.            Interview yaitu dengan tanya jawab kepada narasumber berkaitan dengan penyusunan karya tulis ini.
3.            Internet yaitu dengan mencari situs-situs yang berkaitan dengan pembahasan karya tulis ini.
F.            Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Didalam data karya tulis ini, penulis menggunakan metode Deskriptif, yaitu salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.


















BAB II
ISI
A.   Landasan Teori

1.            Pengertian Tari
     Seni tariadalah ungkapan nilai-nilai keindahan dan keluhuran lewatgerak dan sikap (Wardhana,1990:8),dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksut dengan seni tari dalam karya tulis ini adalah ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan melalui gerak keseluruhan tubuh yang indah.Gerak ini ditatadengan irama lagu pengiring sesuai dengan lambang watak dan tema tari.
   Seni tari, adalah sebuah kesenian yang awal mulanya berasal, dari, dan hanya untuk kalangan keraton. Adalah sebuah larangan besar, jika seseorang dari luar istana mempelajari seni tari. Dikenalnya seni tari dalam masyarakat, tidak dapat dilepaskan dari keberadan perkumpulan ‘Kridha,Beksa,Wirama’.
Kridha Beksa Wirama, sebuah perkumpulan yang berdiri pada 17 Agustus 1918. Gagasan mendirikan perkumpulan ‘Kridha Beksa Wirama’, didasari atas desakan para pemuda yang tergabung dalam Jong Java. Mereka menginginkan diberi pelajaran tari dan gamelan. Karena sebelumnya, sejak berakhirnya Perang Dunia I, tahun 1918, tidak ada seorangpun dari kalangan istana yang berniat mengajarkan seni tari beksa.
Keinginan para pemuda yang tergabung dalam Jong Java, kemudian ditindaklanjuti, dikirimlah R. Wiwoho dan R.M. Notosutarso sebagai perwakilan mereka untuk menghadap dan memperoleh restu Sultan. Restupun diperoleh, tidak perlu waktu lama, sebuah perkumpulan seni taripun didirikan, dengan nama ‘Kridha Beksa Wirama’ atau KBW.
Keberadaan perkumpulan Kridha Beksa Wirama pun semakin mantab, yaitu dengan dibentuk sebuah susunan pengurus. Adapun susunan pengurus KBW tersebut antara lain:Suryodiningrat sebagai Ketua,Tedjokusumo sebagai Pemimpin Pelajaran Tari,Wiroguno sebagai Pemimpin Pelajaran,gamelan Jayadipura sebagai Pemimpin Kapujanggan,Suryomurcita (K.R.T. Wiranegara) sebagai Sekretaris,Puspodiningrat,sebagai Bendahara Atmawijaya, Puspadirdja, Sastrasuprapta, Jayapragola, dan Atmawijaya sebagai Komisaris-komisaris.
Bekerjasama dengan Jong Java, KBW berusaha menyebarluaskan pendidikan seni tari bagi masyarakat umum. Kedua organisasi tersebut saling berbagi tugas, KBW menyediakan guru-guru tari, sedangkan Jong Java menyiapkan murid-murid yang bersal dari sekolah lanjutan. Pelajaran tari wayang orang, tari Bedaya-Serimpi, dan wayang orang yang telah digubah (menjadi wayang orang topeng), adalah kurikulum yang diajarkan.
Sejak tahun 1922, Kridha Beksa Wirama mulai membuka kesempatan bagi para penggemar seni tari, yang berminat memperdalam kemampuan tarinya. Di tahun yang sama, beberapa putra dan putri Paku Alam VII pun menjadi siswa KBW, seperti Suryosularso (kelak Paku Alam VIII), Suryosutikno, Sulastri, Kussaban, dan Kuspinah.Pada tahun-tahun berikutnya, keberadaan Kridha Beksa Wirama
semakin dikenal masyarakat luas, baik itu orang-orang pribumi maupun mancanegara. Banyak pihak yang berminat untuk sekadar belajar ataupun menekuni seni tari.Tahun 1925, perkumpulan KBW menerima dua murid wanita, Zella Thomas dan Veramirowa, masing-masing berkebangsaan Amerika dan Rusia. Seperti sekolah-sekolah pada umumnya, KBW juga mengadakan ujian akhir, untuk mengukur seberapa kemampuan siswa dalam belajar tari. Dalam ujian ini, dua siswa asing tersebut mendapat nilai empat.
Tahun 1926 (a), Sri Mangkunegoro VII mengirim putri-putrinya, diantaranya R.A. Siti Nurul dan R.A. Partinah. Mereka diberikan pelajaran tari Sari Tunggal, Serimpi Merak Kesimpir, Serimpi Pande Lori, Serimpi Putri Cina, dan Bedaya Sinom. R.A. Partinah memperoleh nilai tujuh, dalam ujian akhir.
Tahun 1926 (b), KBW menerima murid asing seorang wanita Rusia lagi, Helen Litman. Wanita tersebut mempelajari tari Sari Tunggal. Ketika masa studinya telah berakhir, dia diberi kesempatan menunjukkan kemampuan menari dalam sebuah perjamuan, yaitu di pendapa Taman Siswa dan Tejokusuman.

2.    Uraian masalah yang dibahas
       Tari Barong adalah tari khas Bali yang berasal dari khasanah kebudayaan Pra-Hindu.Tari ini menggambarkan pertarungan antara kebijakan (dharma) dan kebatilan (adharma).wujud kebijakan dilakukan oleh Barong yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat,sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Randa,yaitu sosok yang menyeramkan dengn dua taring runcing di mulutnya,

B.   Uraian Masalah yang dibahas,
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan wisatawan berwisata untuk menghilangkan rasa penat akibat tuntutan teknologi dan pekerjaan, menambah wawasan, mengisi waktu luang dengan melihat kesenian-kesenian yang indah dan dapat mengembalikan semangat. Salah satu kesenian yang tepat yang begitu menawan dan kental akan budayanya yaitu Tari Barong.
C.   Pembahasan Masalah
1.    Sejarah Tari Barong
     Tari Barong adalah pertunjukan seni paling populer dan diminati oleh wisatawan di Bali seperti Tari Kecak Uluwatu. Belum lengkaplah liburan ke Bali, sebelum menonton pertunjukan seni berkualitas ini.Tari barong adalah salah satu dari tari Bali yang merupakan peningalan kebudayaan pra Hindu selain tari Sangyang adalah tari Barong. Kata barong berasal dari kata bahruang yang berarti binatang beruang, merupakan seekor binatang mythology yang mempunyai kekuatan gaib, dianggap sebagai binatang pelindung. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya.
     Didalam perkembangannya, kemudian barong di Bali tidak hanya diwujudkan dalam binatang berkaki empat akan tetapi ada pula yang berkaki dua, adapun jenis-jenis barong yang ada di Bali yaitu :

11
a. Barong ket ( ketet ) barong ini adalah yang paling banyak didapatkan di bali dan yang paling sering dipentaskan serta memiliki jenis perbendaharaan gerak tari yang lengkap.
     Barong ketet merupakan perpaduan antara singa, macan, sapi atau bona.
Badan barong ini dihiasi dengan ukir ukiran dibuat dari kulit, ditempeli kaca dan bulunya dibuat dari braksok, ijuk atau pula dari bulu burung gagak.
Didalam menarikannya barong ini diusung oleh 2 ( dua ) orang penari yang dinamakan juru saluk ataupun juru bapang. Lakon ini pada umumnya menggambarkan pertarungan antara kebajikan dan keburukan, dimana thema ini hampir selalu menjadi dasar dalam lakon lakon seni pertunjukan Bali.Gambelan untuk mengiringi tari barong ini adalah gambelan bebarongan yang berlaras pelog. Di beberapa tempat ada juga yang diiringi dengan gambelan semar pegulingan.
b. Barong Bangkal berarti babi besar yang berumur tua, barong ini menyerupai seekor bangkal biasa disebut barong celeng atau barong bangkung. Gambelan untuk mengiringinya adalah gamelan batel, dalam pementasannya sangat jarang disertai dengan suatu lakon dan pementasan barong bangkal ini biasanya dengan
cara ngelawang (pementasan) dari satu tempat ketempat lain ) dan ada juga sekedar mafajar atau diusung kesekeliling.
c. Barong Asu barong ini menyerupai anjing terutama topengnya, sangat dikeramatkan dan terdapat di pura puncak dawa Baturiti Tabanan.
d. Barong Gajah ini barong yang menyerupai gajah, sangat dikeramatkan dan salah satu diantaranya terdapat di Desa Singapadu.
e. Barong Macan barong ini menyerupai seekor macan, dalam pementasannya ditarikan oleh dua orang penari dan ada juga yang dilengkapi dengan suatu dramatari semacam Arja, gambelan yang dipai mengiringinya adalah gambelan batel.
f. Barong Landung, barong ini berbeda dengan barong barong yang telah disebutkan diaatas. Barong landung wujudnya bukan binatang melainkan manusia purba yang kaki dua. Pada umumnya barong landung ini dibuat berpasangan, terdiri dari ratu Lanang (Barong landung laki) dan Ratu Luh ( Barong Landung perempuan ). Barong ini disebut sedemikian karena bentuknya besar dan tinggi (seperti ondel-ondel Jakarta). Ratu Lanang wajahnya sangat menakutkan, hitam mukanya dengan giginya mencolot keluar sedangkan Ratu Luh berupa perempuan tua seperti perempuan cina. Dibeberapa tempat di Bali ada juga Barong Landung yang dilengkapi dengan jenis barong Landung lainnya seperti Mantri, Baluh, limbur dan lain-lainnya. Didalam pementasannya barong landung ini mengambil
 lakon seperti lakon Arja ( terutama di Daerah Badung ) dan diiringi dengan gambelan batel.
g. Barong Blasblasan, barong ini juga disebut barong kedingkling, barong blasblasan adalah suatu bentuk pementasan yang dilakukan secara ngelawang, penarinya hanya mengenakan topeng topeng wayang wong dengan lakon cuplikan cuplikan dari ceritra Ramayana yang pada umumnya merupakan adegan peperangan. Barong ini banyak di pentaskan pada hari hari Raya Galungan maupun Kuningan dan biasanya penarinya adalah anak anak.Gambelan pengiringnya ada yang berupa batel dan ada pula yang semacam bebarongan (Gambelan batel yang dilengkapi dengan reyong).
     Disamping jenis-jenis barong tersebut diatas, masih ada juga jenis-jenis barong yang lain yaitu barong brutuk yang terdapat di desa Trunyan ( sebuah Desa kecil dipinggir sebelah timur dari Danau Batur ). Barong ini memakai bulu-bulu daun pisang yang sudah kering ( kraras ) dan sangat dikeramatkan oleh masyarakat Trunyan. Barong ( sejenis barong landung yang banyak terdapat di daerah Tabanan yang biasanya dipertunjukkan pada upacara ngaben.
Kostum Barong Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau, dan lembu. Di badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan juga dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua penari (juru saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan memainkan gerak kepala dan kaki depan Barong, sementara penari kedua berada di belakang memainkan kaki belakang dan ekor Barong. Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan ini berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti), serta para pengikut Rangda.

2. ALUR CERITA TARI BARONG
a.GENDING PEMBUKAAN
    Barong ditemani seekor kera sedang berada di dalam hutan yang lebat.Kemudian datanglah tiga orang bertopeng yang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan.Si Kera pun tidak senang dengan kehadiran mereka dan akhirnya berkelahi  dengan mereka dan berhasil memotong hidung salah satu dari mereka.
b.BABAK PERTAMA
     Munculah dua orang penari.Mereka ini adalah pengikut setia dari Rangda yang sedang mencari para penngikut Dewi Kunti dimana mereka sedang dalam perjalanan untuk menemui sang Patih.
c.BABAK KEDUA
     Begitu pengikut  Dewi Kunti ini tiba di tujuan mereka.salah satu dari pengikut Rangda berubah wujud menyerupai bentuk Rangda memasukkan roh jahat kepada para pengikut Dewi Kunti mnyebabkan mereka menjadi kerasukan dan lupa ingatan sebelum meraka berhasil bertemu Sang Patih.Tidak sadar akan perubahan yang dialami oleh para pengikut Dewi Kunti.Sang patih bersama - sama dengan mereka menghadap Dewi Kunti.
d.BABAK KETIGA
     Munculah Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa. Dewi Kunti telah berjanji kepada Rangga untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak rela mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda. Tetapi dengan ilmu  sakti yang di miliki Rangda dengan bujukan para pengikut Dewi Kunti yang sudah kerangsukan oleh roh jahat . Rangda bisa mempengruhipikiran dan akal sehat Dewi Kunti sehingga Dewi Kunti tiba-tiba marah dan menjadi sangat benci kepada anaknya Sahadewa. Dewi Kunti memberikan perintah kepada Sang Patih untk membuang Sahadewa kedalam hutan. Sang Patih tidak membantah karena dirinyapun sudah di pengaruhi oleh ilmu jahat Rangda.
e.BABAK KEEMPAT
     Sahadewa diikat di bawah pohon besar di dalam hutan dan ditinggal sendirian.Tiba-tiba turunlah Batara Siwa dari khayangan.Mearasa ibaakan kondisi Sahadewa.Batara Siwa pun menganugrahkan ilmu kesaktian dan kekebalan pada diri Sahadewa.Rangda yang kemudian datang untuk mencabut nyawa Sahadewa tidak sadar akan anugerah yang telah diberikan Batara  Siwa berusaha untuk mengyak-ngoyak.Mencabik dan membunuh Sahadewa tetapi tidak berhasil.Putus asa karena tidak berhasil membunuh Sahadewa.Rangda pun menyerah dan
memohon ampun kepada Sahadewa dengan demikian Rangda bisa menebus dosa-dosanya.Permintaan ini dipenuhi Sahadewa dan Sang Rangda pun mendapat pengampunan.
f.BABAK KELIMA
     Kalika adalah murid Rangda yang paling sakti ilmunya.Ketika bermaksut menghadap Sahadewa untuk memohon pengampunan sebagaimana R angda dulu memohon maaf kepada Sahadewa.Tetapi Sahadewa menolak permintaan ini sehingga murkalah Kalika dan mengajak Sahadewa untuk berduel.Dalam pertempuran ini Kalika beberapa kali mengubah wujud dirinya,pertama menjadi babi hutan tetapi berhasil dikalahkan oleh Sahadewa.Kalika berubah lagi menjadi Burung Gagak yang besar tetapi dapat pula dikalahka oleh Sahadewa.Terakhir Kalika berubah mengambil perwujudan Rangda.Karena saktinya Rangda ini Sahadewa menjadi kuwalahan melawannya.Berusaha untuk memenangi pertempuran.Sahadewa berubah wujud menjadi Barong.Merka terus bertempur sampai ada yang kalah,tetapi sama saktinya tidak ada yang menang ataupun kalah sehingga pertarungan inipun menjadi abadi dan dimana kejahatan disitu pila ada kebaikan yang akan terus bertempur melawan kejahatan.
g.PENUTUP
     Munculah para pengikut Barong dengan membawa keris bermaksut untuk menolong Barong tetapi dengan ilmusaktinyaKalika yang berwujud Rangda berhasil membuat roh jahat  mengusai pengikut Barong sehingga mereka berbalik
berusaha menikamdiri mereka sendiri dengan keris.Barong dengan ilmu kebaikannya menolong mereka dari kerasukan roh jahat dan berhasil mengusir roh jahat dari tubuh mereka.


















BAB III
PENUTUP
A.   SIMPULAN
       Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian di atas,dapat disimpulkan sebagai berikut:

    Tari merupakan perasaan manusia yang dinyatakan melalui gerak tubuh yang indah.Tari juga tempat dimana para koreo mengungkapkan ekspresi jiwa dan mendiskripsikan nilai-nilai kehidupan dan keluhuran lewat ferak dan sikap.Seni tari juga di perindah dengan irama lagu peniring sesuai dengan lambang watak dan tema.
   Tari Barong merupakan seni tari yang terdapat di Pulau Bali.Tari Barong  menceritakan suatu kehidupan masyarakat,yaitu kehidupan yang menggambarkan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan.

B.   SARAN
      Setelah pembuatan karya tulis yang berjudul “Tari BarongIcon Tradisional Pulau Bali” maka penulis akan memberikan saran sebagai berikut:

Sebagai generasi muda marilah kita ikut melestarikan tari-tari yang ada di Nusantara.
Pemerintah bisa ikut serta mendukung acara-acara yang diselenggarakan di daerah yang menampilkan kesenian tradisional.
Di sekolah – sekolah sebaiknya diajarka tari-tari daerah,supaya kita semua bisa tau keberagaman  kesenian tari di Indonesia.


Demikian kesimpulan dan saran-saran yang dapat disampaikan penulis  sebagai penutup karya tulis ini.Semoga bermanfaat bagi para pembacanya.


















DAFTAR PUSTAKA
http://www.taribarong.com/cerita-tari-barong.htm
http:/tarian-bali.com