TARI BARONG SEBAGAI ICON TRADISIONAL PULAU BALI

Karya
Tulis Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir
Tahun
Pelajaran 2015/2016
Oleh
:
NAMA : ADE FIRMANSYAH
No.
Induk :
Kelas
: XII MIA
DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN BREBES
SMA
NEGERI 1 SIRAMPOG
2016
LEMBAR
PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul “Tari
Barong Sebagai Icon
Tradisional Pulau
Bali”
ini telah diterima dan disyahkan untuk memenuhi tugas akhir tahun pelajaran
2015-2016
Diterima di : Sirampog
Tanggal :
Sirampog, Februari 2016
Pembimbing,
Anik Yuliati, S.Pd
NIP. 19760731
201409 2 001
Mengesahkan ,
Kepala Sekolah
Yuniarso Amirudin, S.Pd
NIP. 19670629 199702 1 00
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya
kepada penulis sehingga karya tulis yang berjudul “Tari Barong Sebagai Icon Tradisional
Pulau Bali” ini dapat diselesaikan sesuai rencana.
Karya
tulis ini ditulis dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir tahun pelejaran
2015-2016. Dalam penyelesaian karya tulis ini, penulis memperoleh bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
1.
Tuhan Yang Maha Esa
2.
Bapak Yuniarso Amirudin S.Pd, M.Si selaku
kepala SMA Negeri 1 Sirampog yang telah mendukung dan merestui karya tulis
sederhana ini
3.
Ibu Anik Yuliati, S.Pd selaku wali kelas XII
MIA yang telah memberikan dorongan dan bantuan dalam penulisan karya tulis ini
4.
Orang tua dan keluarga penulis yang telah
memberikan dorongan material dalam pembuatan karya tulis ini, serta
5.
Teman-teman kelas XII MIA dan pihak lain yang
turut membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini
Setiap
manusia tidak pernah luput dari kesalahan, penulis menyadari karya tulis ini
jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran dari pembaca akan penulisterima agar dapat
menjadi pelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Semoga karya tulis ini
memberikan manfaat bagi pembaca dan memberikan pengetahuan yang bermanfaat di masa yang akan datang.
Sirampog,
2016
Penulis,
Ade Firmansyah
DAFTAR
ISI
Halaman Judul........................................................................................i
Lembar
Pengesahan................................................................................ii
Kata
Pengantar........................................................................................iii
Daftar
Isi................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar
Belakang................................................................................1
B. Rumusan
Masalah.........................................................................
C. Ruang
Lingkup..............................................................................
D. Tujuan
Penulisan..........................................................................
E. Sumber
Data...................................................................................
BAB II
ISI..................................................................................................
A. Landasan
Teori...............................................................................
B. Uraian
Masalah.................................................................................
C. Pembahasan
Masalah......................................................................
BAB
III
PENUTUP.......................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran.................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................
LAMPIRAN...................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia adalah negara yang
kaya akan keindahan budaya dan alamnya yang membentang, karena itulah Indonesia
menjadi tujuan wisata baik lokal maupun internasional. Salah satu budaya di
Indonesia yang tidak asing dan sangat terkenal di belahan dunia yaitu ada di Pulau Bali. Bali adalah
sebuah pulau dan provinsi di Indonesia yang memiliki budaya yang sangat menakjubkan. Bali juga
dikenal dengan julukan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura. Disebut seperti itu
karena disana dikenal tempatnya para dewa dan tempatnya pura yang indah.
Bali yang disebut sebagai
salah satu pulau terindah di dunia ini terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau
Lombok, Ibukota Provinsinya ialah Denpasar. Mayoritas penduduknya adalah
pemeluk agama Hindu. Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan
berbagai hasil seni budayanya, khususnya bagi para wisatawan. Di Bali banyak
sekali tempat-tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, dan setiap tempat
wisata yang ada di Bali memiliki keunikan dan keindahan tersendiri dari
tempat-tempat wisata yang lainnya. Diantaranya Tanah Lot yang memiliki pura yang
indah yang berdekatan dengan laut, Tanjung Benoa yang terkenal akan penyu,
Pantai Kuta , Pantai Sanur, dan masih banyak lagi. Selain tempat-tempat wisata tersebut,
Bali juga terkenal akan tariannya
yang bagus dan
menarik,salah satu tariannya yaitu tari barong..
Oleh karena itu, penulis
akan mengangkat karya tulis berkenaan tentang “Tari Barong Sebagai Icon Tradisional Pulau
Bali”.
B.
Rumusan Masalah
Bagaimana
Sejarah Tari barong tersebut dan bagaimana alur cerita Tari barong?
C.
Ruang Lingkup
Sesuai dengan judul karya
tulis “Tari Barong Sebagai
Ikon Tradisional Pulau Bali”, maka yang menjadi ruang lingkup
penulisan karya tulis ini adalah Budaya
Tradisional yang masih ada di Pulau Bali yaitu Tari Barong.
D.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk melengkapi tugas akhir tahun pelajaran
2015-2016.
2.
Untuk mengetahui peranan Tari Barong terhadap daya tarik dan icon
tradisional Pulau Bali.
E.
Sumber Data
Dalam penyusunan karya tulis
ini, sumber data antara lain
1.
Literatur yaitu dengan mencari sumber dari
buku-buku yang berkaitan dengan penyusunan karya tulis ini.
2.
Interview yaitu dengan tanya jawab kepada
narasumber berkaitan dengan penyusunan karya tulis ini.
3.
Internet yaitu dengan mencari situs-situs
yang berkaitan dengan pembahasan karya tulis ini.
F.
Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Didalam data karya tulis
ini, penulis menggunakan metode Deskriptif, yaitu salah satu jenis penelitian
yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan
sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan
masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.
BAB
II
ISI
A. Landasan Teori
1.
Pengertian Tari
Seni tariadalah ungkapan nilai-nilai keindahan dan keluhuran
lewatgerak dan sikap (Wardhana,1990:8),dari uraian di atas dapat kita simpulkan
bahwa yang dimaksut dengan seni tari dalam karya tulis ini adalah ekspresi jiwa
manusia yang diwujudkan melalui gerak keseluruhan tubuh yang indah.Gerak ini
ditatadengan irama lagu pengiring sesuai dengan lambang watak dan tema tari.
Seni tari, adalah sebuah kesenian
yang awal mulanya berasal, dari, dan hanya untuk kalangan
keraton. Adalah sebuah larangan besar, jika seseorang dari luar istana
mempelajari seni tari. Dikenalnya seni tari dalam masyarakat, tidak dapat
dilepaskan dari keberadan perkumpulan ‘Kridha,Beksa,Wirama’.
Kridha Beksa Wirama, sebuah perkumpulan yang berdiri pada 17 Agustus 1918. Gagasan mendirikan perkumpulan ‘Kridha Beksa Wirama’, didasari atas desakan para pemuda yang tergabung dalam Jong Java. Mereka menginginkan diberi pelajaran tari dan gamelan. Karena sebelumnya, sejak berakhirnya Perang Dunia I, tahun 1918, tidak ada seorangpun dari kalangan istana yang berniat mengajarkan seni tari beksa.
Kridha Beksa Wirama, sebuah perkumpulan yang berdiri pada 17 Agustus 1918. Gagasan mendirikan perkumpulan ‘Kridha Beksa Wirama’, didasari atas desakan para pemuda yang tergabung dalam Jong Java. Mereka menginginkan diberi pelajaran tari dan gamelan. Karena sebelumnya, sejak berakhirnya Perang Dunia I, tahun 1918, tidak ada seorangpun dari kalangan istana yang berniat mengajarkan seni tari beksa.
Keinginan para pemuda yang tergabung dalam Jong Java,
kemudian ditindaklanjuti, dikirimlah R. Wiwoho dan R.M. Notosutarso sebagai
perwakilan mereka untuk menghadap dan memperoleh restu Sultan. Restupun diperoleh,
tidak perlu waktu lama, sebuah perkumpulan seni taripun didirikan, dengan nama
‘Kridha Beksa Wirama’ atau KBW.
Keberadaan perkumpulan Kridha Beksa Wirama pun semakin mantab, yaitu dengan dibentuk sebuah susunan pengurus. Adapun susunan pengurus KBW tersebut antara lain:Suryodiningrat sebagai Ketua,Tedjokusumo sebagai Pemimpin Pelajaran Tari,Wiroguno sebagai Pemimpin Pelajaran,gamelan Jayadipura sebagai Pemimpin Kapujanggan,Suryomurcita (K.R.T. Wiranegara) sebagai Sekretaris,Puspodiningrat,sebagai Bendahara Atmawijaya, Puspadirdja, Sastrasuprapta, Jayapragola, dan Atmawijaya sebagai Komisaris-komisaris.
Bekerjasama dengan Jong Java, KBW berusaha menyebarluaskan pendidikan seni tari bagi masyarakat umum. Kedua organisasi tersebut saling berbagi tugas, KBW menyediakan guru-guru tari, sedangkan Jong Java menyiapkan murid-murid yang bersal dari sekolah lanjutan. Pelajaran tari wayang orang, tari Bedaya-Serimpi, dan wayang orang yang telah digubah (menjadi wayang orang topeng), adalah kurikulum yang diajarkan.
Keberadaan perkumpulan Kridha Beksa Wirama pun semakin mantab, yaitu dengan dibentuk sebuah susunan pengurus. Adapun susunan pengurus KBW tersebut antara lain:Suryodiningrat sebagai Ketua,Tedjokusumo sebagai Pemimpin Pelajaran Tari,Wiroguno sebagai Pemimpin Pelajaran,gamelan Jayadipura sebagai Pemimpin Kapujanggan,Suryomurcita (K.R.T. Wiranegara) sebagai Sekretaris,Puspodiningrat,sebagai Bendahara Atmawijaya, Puspadirdja, Sastrasuprapta, Jayapragola, dan Atmawijaya sebagai Komisaris-komisaris.
Bekerjasama dengan Jong Java, KBW berusaha menyebarluaskan pendidikan seni tari bagi masyarakat umum. Kedua organisasi tersebut saling berbagi tugas, KBW menyediakan guru-guru tari, sedangkan Jong Java menyiapkan murid-murid yang bersal dari sekolah lanjutan. Pelajaran tari wayang orang, tari Bedaya-Serimpi, dan wayang orang yang telah digubah (menjadi wayang orang topeng), adalah kurikulum yang diajarkan.
Sejak tahun 1922, Kridha Beksa Wirama mulai membuka
kesempatan bagi para penggemar seni tari, yang berminat memperdalam kemampuan
tarinya. Di tahun yang sama, beberapa putra dan putri Paku Alam VII pun menjadi
siswa KBW, seperti Suryosularso (kelak Paku Alam VIII), Suryosutikno, Sulastri,
Kussaban, dan Kuspinah.Pada tahun-tahun berikutnya, keberadaan Kridha Beksa
Wirama
semakin dikenal masyarakat luas, baik itu orang-orang
pribumi maupun mancanegara. Banyak pihak yang berminat untuk sekadar belajar ataupun
menekuni seni tari.Tahun 1925, perkumpulan KBW menerima dua murid wanita, Zella
Thomas dan Veramirowa, masing-masing berkebangsaan Amerika dan Rusia. Seperti
sekolah-sekolah pada umumnya, KBW juga mengadakan ujian akhir, untuk mengukur
seberapa kemampuan siswa dalam belajar tari. Dalam ujian ini, dua siswa asing
tersebut mendapat nilai empat.
Tahun 1926 (a), Sri Mangkunegoro VII mengirim putri-putrinya, diantaranya R.A. Siti Nurul dan R.A. Partinah. Mereka diberikan pelajaran tari Sari Tunggal, Serimpi Merak Kesimpir, Serimpi Pande Lori, Serimpi Putri Cina, dan Bedaya Sinom. R.A. Partinah memperoleh nilai tujuh, dalam ujian akhir.
Tahun 1926 (b), KBW menerima murid asing seorang wanita Rusia lagi, Helen Litman. Wanita tersebut mempelajari tari Sari Tunggal. Ketika masa studinya telah berakhir, dia diberi kesempatan menunjukkan kemampuan menari dalam sebuah perjamuan, yaitu di pendapa Taman Siswa dan Tejokusuman.
Tahun 1926 (a), Sri Mangkunegoro VII mengirim putri-putrinya, diantaranya R.A. Siti Nurul dan R.A. Partinah. Mereka diberikan pelajaran tari Sari Tunggal, Serimpi Merak Kesimpir, Serimpi Pande Lori, Serimpi Putri Cina, dan Bedaya Sinom. R.A. Partinah memperoleh nilai tujuh, dalam ujian akhir.
Tahun 1926 (b), KBW menerima murid asing seorang wanita Rusia lagi, Helen Litman. Wanita tersebut mempelajari tari Sari Tunggal. Ketika masa studinya telah berakhir, dia diberi kesempatan menunjukkan kemampuan menari dalam sebuah perjamuan, yaitu di pendapa Taman Siswa dan Tejokusuman.
2. Uraian masalah yang dibahas
Tari
Barong adalah tari khas Bali yang berasal dari khasanah kebudayaan
Pra-Hindu.Tari ini menggambarkan pertarungan antara kebijakan (dharma) dan
kebatilan (adharma).wujud kebijakan dilakukan oleh Barong yaitu penari dengan
kostum binatang berkaki empat,sementara wujud kebatilan dimainkan oleh
Randa,yaitu sosok yang menyeramkan dengn dua taring runcing di mulutnya,
B. Uraian
Masalah yang dibahas,
Berdasarkan uraian diatas
dapat disimpulkan
wisatawan berwisata untuk menghilangkan rasa penat akibat tuntutan teknologi
dan pekerjaan, menambah wawasan, mengisi waktu luang dengan melihat kesenian-kesenian yang indah dan
dapat mengembalikan semangat. Salah satu kesenian yang tepat yang begitu menawan dan kental akan budayanya
yaitu Tari Barong.
C. Pembahasan
Masalah
1.
Sejarah
Tari Barong
Tari Barong adalah
pertunjukan seni paling populer dan diminati oleh wisatawan di Bali seperti
Tari Kecak Uluwatu. Belum lengkaplah liburan ke Bali, sebelum menonton
pertunjukan seni berkualitas ini.Tari barong adalah salah satu dari tari Bali
yang merupakan peningalan kebudayaan pra Hindu selain tari Sangyang adalah tari
Barong. Kata barong berasal dari kata bahruang yang berarti binatang beruang,
merupakan seekor binatang mythology yang mempunyai kekuatan gaib, dianggap
sebagai binatang pelindung. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara
kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh
Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat, sementara wujud
kebatilan dimainkan oleh Rangda,
yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya.
Didalam perkembangannya, kemudian barong
di Bali tidak hanya diwujudkan dalam binatang berkaki empat akan tetapi ada
pula yang berkaki dua, adapun jenis-jenis barong yang ada di Bali yaitu :
11
a. Barong
ket ( ketet ) barong ini adalah yang paling banyak didapatkan di bali dan yang
paling sering dipentaskan serta memiliki jenis perbendaharaan gerak tari yang
lengkap.
Barong ketet merupakan perpaduan antara
singa, macan, sapi atau bona.
Badan barong
ini dihiasi dengan ukir ukiran dibuat dari kulit, ditempeli kaca dan bulunya
dibuat dari braksok, ijuk atau pula dari bulu burung gagak.
Didalam
menarikannya barong ini diusung oleh 2 ( dua ) orang penari yang dinamakan juru
saluk ataupun juru bapang. Lakon ini pada umumnya menggambarkan pertarungan
antara kebajikan dan keburukan, dimana thema ini hampir selalu menjadi dasar
dalam lakon lakon seni pertunjukan Bali.Gambelan untuk mengiringi tari barong
ini adalah gambelan bebarongan yang berlaras pelog. Di beberapa tempat ada juga
yang diiringi dengan gambelan semar pegulingan.
b. Barong
Bangkal berarti babi besar yang berumur tua, barong ini menyerupai seekor
bangkal biasa disebut barong celeng atau barong bangkung. Gambelan untuk
mengiringinya adalah gamelan batel, dalam pementasannya sangat jarang disertai
dengan suatu lakon dan pementasan barong bangkal ini biasanya dengan
cara
ngelawang (pementasan) dari satu tempat ketempat lain ) dan ada juga sekedar
mafajar atau diusung kesekeliling.
c. Barong
Asu barong ini menyerupai anjing terutama topengnya, sangat dikeramatkan dan
terdapat di pura puncak dawa Baturiti Tabanan.
d. Barong
Gajah ini barong yang menyerupai gajah, sangat dikeramatkan dan salah satu
diantaranya terdapat di Desa Singapadu.
e. Barong
Macan barong ini menyerupai seekor macan, dalam pementasannya ditarikan oleh
dua orang penari dan ada juga yang dilengkapi dengan suatu dramatari semacam
Arja, gambelan yang dipai mengiringinya adalah gambelan batel.
f. Barong
Landung, barong ini berbeda dengan barong barong yang telah disebutkan diaatas.
Barong landung wujudnya bukan binatang melainkan manusia purba yang kaki dua.
Pada umumnya barong landung ini dibuat berpasangan, terdiri dari ratu Lanang
(Barong landung laki) dan Ratu Luh ( Barong Landung perempuan ). Barong ini disebut
sedemikian karena bentuknya besar dan tinggi (seperti ondel-ondel Jakarta).
Ratu Lanang wajahnya sangat menakutkan, hitam mukanya dengan giginya mencolot
keluar sedangkan Ratu Luh berupa perempuan tua seperti perempuan cina.
Dibeberapa tempat di Bali ada juga Barong Landung yang dilengkapi dengan jenis
barong Landung lainnya seperti Mantri, Baluh, limbur dan lain-lainnya. Didalam
pementasannya barong landung ini mengambil
lakon seperti lakon Arja ( terutama di Daerah
Badung ) dan diiringi dengan gambelan batel.
g. Barong
Blasblasan, barong ini juga disebut barong kedingkling, barong blasblasan
adalah suatu bentuk pementasan yang dilakukan secara ngelawang, penarinya hanya
mengenakan topeng topeng wayang wong dengan lakon cuplikan cuplikan dari
ceritra Ramayana yang pada umumnya merupakan adegan peperangan. Barong ini
banyak di pentaskan pada hari hari Raya Galungan maupun Kuningan dan biasanya
penarinya adalah anak anak.Gambelan pengiringnya ada yang berupa batel dan ada
pula yang semacam bebarongan (Gambelan batel yang dilengkapi dengan reyong).
Disamping jenis-jenis barong tersebut diatas, masih
ada juga jenis-jenis barong yang lain yaitu barong brutuk yang terdapat di desa
Trunyan ( sebuah Desa kecil dipinggir sebelah timur dari Danau Batur ).
Barong ini memakai bulu-bulu daun pisang yang sudah kering ( kraras ) dan
sangat dikeramatkan oleh masyarakat Trunyan. Barong ( sejenis barong landung
yang banyak terdapat di daerah Tabanan yang biasanya dipertunjukkan pada
upacara ngaben.
Kostum
Barong Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau, dan lembu. Di
badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan
juga dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua
penari (juru saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan
memainkan gerak kepala dan kaki depan Barong, sementara penari kedua berada di
belakang memainkan kaki belakang dan ekor Barong. Secara sekilas, Barong Ket
tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa dipertunjukkan oleh masyarakat
Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan ini berbeda, yaitu
cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh
lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti), serta
para pengikut Rangda.
2. ALUR CERITA TARI BARONG
a.GENDING PEMBUKAAN
Barong ditemani seekor kera sedang berada di dalam hutan yang
lebat.Kemudian datanglah tiga orang bertopeng yang membuat keributan dan
merusak ketenangan hutan.Si Kera pun tidak senang dengan kehadiran mereka dan
akhirnya berkelahi dengan mereka dan berhasil
memotong hidung salah satu dari mereka.
b.BABAK PERTAMA
Munculah dua orang penari.Mereka ini adalah pengikut setia dari Rangda
yang sedang mencari para penngikut Dewi Kunti dimana mereka sedang dalam
perjalanan untuk menemui sang Patih.
c.BABAK KEDUA
Begitu pengikut Dewi Kunti ini
tiba di tujuan mereka.salah satu dari pengikut Rangda berubah wujud menyerupai
bentuk Rangda memasukkan roh jahat kepada para pengikut Dewi Kunti mnyebabkan
mereka menjadi kerasukan dan lupa ingatan sebelum meraka berhasil bertemu Sang
Patih.Tidak sadar akan perubahan yang dialami oleh para pengikut Dewi
Kunti.Sang patih bersama - sama dengan mereka menghadap Dewi Kunti.
d.BABAK KETIGA
Munculah Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa. Dewi Kunti telah berjanji
kepada Rangga untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti
tidak rela mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda. Tetapi dengan ilmu sakti yang di miliki Rangda dengan bujukan
para pengikut Dewi Kunti yang sudah kerangsukan oleh roh jahat . Rangda bisa
mempengruhipikiran dan akal sehat Dewi Kunti sehingga Dewi Kunti tiba-tiba
marah dan menjadi sangat benci kepada anaknya Sahadewa. Dewi Kunti memberikan
perintah kepada Sang Patih untk membuang Sahadewa kedalam hutan. Sang Patih
tidak membantah karena dirinyapun sudah di pengaruhi oleh ilmu jahat Rangda.
e.BABAK KEEMPAT
Sahadewa diikat di bawah pohon besar di dalam hutan dan ditinggal
sendirian.Tiba-tiba turunlah Batara Siwa dari khayangan.Mearasa ibaakan kondisi
Sahadewa.Batara Siwa pun menganugrahkan ilmu kesaktian dan kekebalan pada diri
Sahadewa.Rangda yang kemudian datang untuk mencabut nyawa Sahadewa tidak sadar
akan anugerah yang telah diberikan Batara
Siwa berusaha untuk mengyak-ngoyak.Mencabik dan membunuh Sahadewa tetapi
tidak berhasil.Putus asa karena tidak berhasil membunuh Sahadewa.Rangda pun
menyerah dan
memohon ampun kepada Sahadewa dengan
demikian Rangda bisa menebus dosa-dosanya.Permintaan ini dipenuhi Sahadewa dan
Sang Rangda pun mendapat pengampunan.
f.BABAK KELIMA
Kalika adalah murid Rangda yang paling sakti ilmunya.Ketika bermaksut
menghadap Sahadewa untuk memohon pengampunan sebagaimana R angda dulu memohon
maaf kepada Sahadewa.Tetapi Sahadewa menolak permintaan ini sehingga murkalah
Kalika dan mengajak Sahadewa untuk berduel.Dalam pertempuran ini Kalika
beberapa kali mengubah wujud dirinya,pertama menjadi babi hutan tetapi berhasil
dikalahkan oleh Sahadewa.Kalika berubah lagi menjadi Burung Gagak yang besar
tetapi dapat pula dikalahka oleh Sahadewa.Terakhir Kalika berubah mengambil
perwujudan Rangda.Karena saktinya Rangda ini Sahadewa menjadi kuwalahan
melawannya.Berusaha untuk memenangi pertempuran.Sahadewa berubah wujud menjadi
Barong.Merka terus bertempur sampai ada yang kalah,tetapi sama saktinya tidak
ada yang menang ataupun kalah sehingga pertarungan inipun menjadi abadi dan
dimana kejahatan disitu pila ada kebaikan yang akan terus bertempur melawan
kejahatan.
g.PENUTUP
Munculah para pengikut Barong dengan membawa keris bermaksut untuk
menolong Barong tetapi dengan ilmusaktinyaKalika yang berwujud Rangda berhasil
membuat roh jahat mengusai pengikut
Barong sehingga mereka berbalik
berusaha menikamdiri mereka sendiri
dengan keris.Barong dengan ilmu kebaikannya menolong mereka dari kerasukan roh
jahat dan berhasil mengusir roh jahat dari tubuh mereka.
BAB
III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian di atas,dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Tari merupakan perasaan manusia
yang dinyatakan melalui gerak tubuh yang indah.Tari juga tempat dimana para
koreo mengungkapkan ekspresi jiwa dan mendiskripsikan nilai-nilai kehidupan dan
keluhuran lewat ferak dan sikap.Seni tari juga di perindah dengan irama lagu
peniring sesuai dengan lambang watak dan tema.
Tari Barong merupakan seni tari yang terdapat di Pulau
Bali.Tari Barong menceritakan suatu
kehidupan masyarakat,yaitu kehidupan yang menggambarkan pertarungan antara
kebaikan dan kejahatan.
B. SARAN
Setelah pembuatan karya tulis yang berjudul “Tari BarongIcon Tradisional Pulau Bali” maka penulis akan memberikan saran sebagai berikut:
Sebagai generasi muda marilah kita
ikut melestarikan tari-tari yang ada di Nusantara.
Pemerintah bisa ikut serta mendukung
acara-acara yang diselenggarakan di daerah yang menampilkan kesenian
tradisional.
Di sekolah – sekolah sebaiknya
diajarka tari-tari daerah,supaya kita semua bisa tau keberagaman kesenian tari di Indonesia.
Demikian
kesimpulan dan saran-saran yang dapat disampaikan penulis sebagai penutup karya tulis ini.Semoga
bermanfaat bagi para pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.taribarong.com/cerita-tari-barong.htm
http:/tarian-bali.com